Nyeri pada sendi kerap diderita sebagian besar wanita paruh baya. Membuat aktifitas menjadi terganggu bahkan tidak bisa dilakukan lagi karena keterbatasan gerak. Jika sudah begini tidak hanya fisik yang sakit, psikis pun bisa terganggu yang dapat berakibat panjang seperti naiknya tekanan darah , melonjaknya gula darah karena emosi tak stabil hingga gangguan tidur. Jika tak bisa istirahat cukup dimalam hari esok paginya bisa dipastikan akan menjadi lebih banyak lagi keluhan, ibarat lingkaran setan yang terus berputar.
Pada usia senja, gangguan tidur, juga kerap menjadi masalah selain penyakit degeneratif yang mendera. Ditambah penyakit degeneratif maka semakin “komplit” saja keluhan yang diutarakan. Memang seiring dengan berjalannya usia, fungsi organ pun mengalami penurunan. Namun tidak mesti selalu sakit-sakitan setiap saat bukan?
Cara mengatasi penyakit radang dan nyeri sendi dan susah tidur :
Untuk mengatasi nyeri sendi dapat mencoba mengonsumsi Jeli gamat luxor. Chondroitin dan glukosaminnya akan membantu meringankan keluhan nyeri sendi. Jika dikonsumsi secara teratur kita dapat berjalan , naik turun tangga, bahkan beraktifitas seperti biasa. Tentu dengan konsumsi secara teratur 3x2 sendok makan setiap harinya. Konsumsi gamat pun akan membuat tidur menjadi lebih nyenyak. Istirahat yang cukup akan mengontrol tekanan darah menjadi stabil.
Jeli gamat juga mengandung kolagen, yang secara alami ketika bertambahnya usia seseorang produksi di dalam tubuh pun ikut menurun. Kolagen tidak hanya membuat kulit lebih baik tapi juga diperlukan di seluruh bagian tubuh dari mulai kepala hingga ujung kaki.
Menjadi berumur tidak harus sakit - sakitan bukan.
Sembuh dari penyakit radang sendi
Wihardja Zain - Gerlong kota Bandung
Dua belas tahun ia hidup diatas kursi roda. Osteoartritis alias radang sendi bagai memenjarakannya. Akibat penyakit itu Wihardja Zain- begitu nama pria itu- tak mampu lagi berjalan. Jari tangan dan kaki membengkok dan dari sela-sela keluar cairan putih lengket seperti cat. Untuk mengurangi kejenuhan, ia lebih banyak membaca buku dalam rumah di Gegerkalong, kota Bandung
Penyakit itu menyambangi Wihardja setelah kaki kanannya terkilir. Ia tak menduga kecelakaan itu berdampak dahsyat bagi tubuhnya. Ahli refleksiologi di Bandung yang didatangi menolak mengobati, lantaran jika direfleksi malah berdampak buruk. Anak ke-6 dari 10 bersaudara itu disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter.
Tak ada pilihan baginya selain memenuhi saran itu. Alangkah kagetnya Wihardja saat di vonis dokter mengidap radang sendi kronis. Ia memang merasakan seluruh tubunya nyeri dibarengi demam tinggi. Alumnus Sekolah Tinggi Theologi Jakarta itu terpaksa menjalani rawat inap di sebuah rumah sakit di Jakarta. Asupan obat-obatan dari dokter bisa meredakan sendinya yang kaku dan linu saat kambuh. Namun, beberapa jam kemudian, nyeri menusuk tulang kembali datang. Pada kondisi seperti itu, meronta pun tak dapat dilakukan.
Kondisi memburuk
Selama 4 hari di rumah sakit, Wihardja tidak merasakan kesehatannya membaik. Oleh karena itu, ia memilih melakukan pengobatan di rumah. Obat-obatan rematik dibelinya di apotek meski tanpa resep dokter. Dosisnya terserah saya katanya. Jika dosis sehari tiga kali satu sendok makan tak mampu mengubah kondisinya, ia menaikan menjadi dua kali lipat. Ia pernah menenggak dosis hingga 3 kali lipat ketika rasa nyeri akibat radang tak kuat dibendung. Asupan obat-obatan kimia itu berlangsung hingga 14 tahun.
Setahun di pembaringan menunggu kesembuhan, justru
berdampak buruk bagi Wihardja. Organ-organ tubuhnya melemah, semakin sulit
digerakkan. Satu persatu jari-jari tangan tak berfungsi. Awalnya ibu jari kaki
kanan bengkokdan tak bisa dikembalikan ke posisi semula. Berikutnya tulang
beberapa jemarinya mencair bersama darah dan membentuk tonjolan daging, mirip
bisul. Lama kelamaan, bengkak itu menghitam lantas mengeluarkan cairan putih
susu dan lengket seperti cat.
Berkat gamat
Putus asa dengan obat-obatan kimia, Wihardja mencoba beralih ke obat-obatan herbal. Ia memanfaatkan antara lain Sambiloto, mahkotadewa, dan daun murbey. Sayang harapan kesembuhan bagai fatamorgana. Di tengah kegalauan itu, Sudarti istri Wihardja membaca artikel TRUBUS mengenai keampuhan gamat atau sebutan teripang di Malaysia- pada pengidap Lupus sendi. Berharap terbebas dari derita sakit sendi, Wihardja menerima tawaran sang istri untuk minum gamat. Cairan bening agak kental itu diminum 3 kali sehari masing- masing 1 sendok makan.
Tangannya sudah bisa bergerak kata Sudarti. Padahal sudah 5 minggu jari Wihardja tak
bisa digerakan. Tanda tanda kesembuhan semakin tampak, seminggu mengkonsumsi
gamat, kakinya dapat dipijakan di lantai, walau masih duduk di kursi roda.
Kondisi Wihardja benar-benar pulih setelah minum Gamat selama 2 bulan. Kini
pria murah senyum itu sudah bisa melakukan aktivitasnya mengetik sebagai
penulis buku.Berkat gamat
Putus asa dengan obat-obatan kimia, Wihardja mencoba beralih ke obat-obatan herbal. Ia memanfaatkan antara lain Sambiloto, mahkotadewa, dan daun murbey. Sayang harapan kesembuhan bagai fatamorgana. Di tengah kegalauan itu, Sudarti istri Wihardja membaca artikel TRUBUS mengenai keampuhan gamat atau sebutan teripang di Malaysia- pada pengidap Lupus sendi. Berharap terbebas dari derita sakit sendi, Wihardja menerima tawaran sang istri untuk minum gamat. Cairan bening agak kental itu diminum 3 kali sehari masing- masing 1 sendok makan.
Itu karena gamat tinggi kandungan kondroitinj sulfat dan glukosamin kata Walter K.M Yee, ahli nutrisi Luxor Network, Malaysia. Kondroitinsulfat memacu pertumbuhan tulang baru, memperbaiki dan merawat tulang normal. Sedangkan glukosaminoglikan merupakan zar antuthrombogenik pelancar peredaran darah yang menggumpal. Sungguh luar biasa khasiat gamat ini.
Untuk informasi dan pemesanan hubungi 081573301851 atau Pin BB 2136D216.
Salam Sehat
0 komentar:
Posting Komentar